peta kekuasaan kerajaan demak |
Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut
islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati
Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu, Majapahit
memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah. Dengan proklamasi
itu, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak dan mengambil gelar Sultan
Syah Alam Akbar.
seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai
tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini
segera mendapat tempat istimewa di hati raja. Raja brawijaya sangat
tunduk kepada semua kemauan sang putri jelita, hingga membawa banyak
pertentangan dalam istana majapahit. Pasalnya sang putri telah berakidah
tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki permaisuri yang berasal dari
Champa (sekarang bernama kamboja), masih kerabat Raja Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidak cocokan dengan putri pemberian
Kaisar yan Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan putri
cantik ini dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan
kepada adipati Pelembang, Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah
dilahirkan dari rahim sang putri cina.
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya
raden patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan
dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang.
Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat
memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke
Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban
pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para
saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari
utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai
Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya,
seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan
Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah
dipercaya menjadi ulama dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi
oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden patah memusatkan
kegiatannya di Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh
Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.
Di Bintara, Patah juga mendirikan pondok pesantren. Penyiaran agama
dilaksanakan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan.
Perlahan-lahan, daerah tersebut menjadi pusat keramaian dan perniagaan.
Raden patah memerintah Demak hingga tahun 1518, dan Demak menjadi pusat
penyebaran Islam di Jawa sejak pemerintahannya.
Secara beruturut-turut, hanya tiga sultan Demak yang namanya cukup
terkenal, Yakni Raden Patah sebagai raja pertama, Adipati Muhammad Yunus
atau Pati Unus sebagai raja kedua, dan Sultan Trenggana, saudara Pati
Unus, sebagai raja ketiga (1524 – 1546).
Dalam masa pemerintahan Raden Patah, Demak berhasil dalam berbagai
bidang, diantaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan,
pengembangan islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah dan
kerja sama antara ulama dan umara (penguasa).
Keberhasilan Raden Patah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan
dapat dilihat ketika ia melanklukkan Girindra Wardhana yang merebut
tahkta Majapahit (1478), hingga dapat menggambil alih kekuasaan
majapahit. Selain itu, Patah juga mengadakan perlawan terhada portugis,
yang telah menduduki malaka dan ingin mengganggu demak. Ia mengutus
pasukan di bawah pimpinan putranya, Pati Unus atau Adipati Yunus atau
Pangeran Sabrang Lor (1511), meski akhirnya gagal. Perjuangan Raden
Patah kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus yang menggantikan ayahnya pada
tahun 1518.
Dalam bidang dakwah islam dan pengembangannya, Raden patah mencoba
menerapkan hukum islam dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ia
juga membangun istana dan mendirikan masjid (1479) yang sampai sekarang
terkenal dengan masjid Agung Demak. Pendirian masjid itu dibantu
sepenuhnya oleh walisanga.
Di antara ketiga raja demak Bintara, Sultan Trenggana lah yang
berhasil menghantarkan Kusultanan Demak ke masa jayanya. Pada masa
trenggan, daerah kekuasaan demak bintara meliputi seluruh jawa serta
sebagian besar pulau-pulau lainnya. Aksi-aksi militer yang dilakukan
oleh Trenggana berhasil memperkuat dan memperluas kekuasaan demak. Di
tahun 1527, tentara demak menguasai tuban, setahun kemudian menduduki
Wonosari (purwodadi, jateng), dan tahun 1529 menguasai Gagelang (madiun
sekarang). Daerah taklukan selanjutnya adalah medangkungan (Blora,
1530), Surabaya (1531), Lamongan (1542), wilayah Gunung Penanggungan
(1545), serta blambangan, kerajaan hindu terakhir di ujung timur pulau
jawa (1546).
Di sebelah barat pulau jawa, kekuatan militer Demak juga merajalela.
Pada tahun 1527, Demak merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran (kerajaan
Hindu di Jawa Barat), serta menghalau tentara tentara portugis yang akan
mendarat di sana. Kemudian, bekerja sama dengan saudagar islam di
Banten, Demak bahkan berhasil meruntuhkan Pajajaran. Dengan jatuhnya
Pajajaran, demak dapat mengendalikan Selat Sunda. Melangkah lebih jauh,
lampung sebagai sumber lada di seberang selat tersebut juga dikuasai
dan diislamkan. Perlu diketahui, panglima perang andalan Demak waktu itu
adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (sumatera), yang juga menjadi
menantu Sultan Trenggana.
Di timur laut, pengaruh demak juga sampai ke Kesultanan banjar di
kalimantan. Calon pengganti Raja Banjar pernah meminta agar sultan Demak
mengirimkan tentara, guna menengahi masalah pergantian raja banjar.
Calon pewaris mahkota yang didukung oleh rakyat jawa pun masuk islam,
dan oleh seorang ulama dari Arab, sang pewaris tahta diberi nama Islam.
Selama masa kesultanan Demk, setiap tahun raja Banjar mengirimkan upeti
kepada Sultan Demak. Tradisi ini berhenti ketika kekuasaan beralih
kepada Raja Pajang.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung
Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad
Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada
raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
Trenggana sangat gigih memerangi portugis. Seiring perlawanan Demak
terhadap bangsa portugis yang dianggap kafir. Demak sebagai kerajaan
islam terkuat pada masanya meneguhkan diri sebagai pusat penyebaran
Islam pada abad ke 16.
Sultan Trenggan meninggal pada tahn 1546, dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuran. Ia kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Setelah
sultan trenggana mengantar Demak ke masa jaya, keturunan sultan tersebut
silih berganti berkuasa hingga munculnya kesultanan pajang.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak Islam adalah
sisi tak terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara. Kegiatan walisanga
yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah tempat kesembilan wali bertukar
pikiran tentang soal-soal keagamaan.
Masjid demak didirikan oleh Walisanga secara bersama-sama. Babad
demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477)
yang ditandai oleh candrasengkala Lawang Trus Gunaning Janma, sedangkan
pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang
tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri pada tahun
1479.
Pada awalnya, majid agung Demak menjadi pusat kegiatan kerajaan islam
pertama di jawa. Bagunan ini juga dijadikan markas para wali untuk
mengadakan Sekaten. Pada upacara sekaten, dibunyikanlah gamelan dan
rebana di depan serambi masjid, sehingga masyarakat berduyun-duyun
mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali mengadakan semacam
pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun mengucapkan
dua kalimat syahadat.
Cepatnya kota demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu
lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid
Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak
mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah islam
ke seluruh Jawa.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan
karena pembalasan dendam yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang
bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka
berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin Kerajaan
Demak karena Aria Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari
Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka berhasil meruntuhkan
pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah Aria Penansang.
Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat itu
pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak
3 komentar
komentaroke makasih atas penjelasannya bro..
Replysama-sama mas anonim
Replyayo berkomentar dengan kata-kata yang sopan