Berdirinya Kerajaan Bone
Dalam lontara’ disebutkan, ketika keturunan dari Puatta Menre’E ri
Galigo malawini darana (bangsawan dan rakyat-biasa sudah tidak bisa
dibedakan sebagai akibat perkawinan) terjadi kekacauan yang luar biasa
karena ketiadaan sosok pimpinan yang berasal dari bangsawan (manurung).
Keadaan Bone saat itu, chaos. Norma-norma hukum tidak berlaku,
adat-istiadat dipasung, kehidupan ummat tak ubahnya binatang di hutan
belantara, saling memangsa dan saling membunuh. Bone butuh sosok
pemimpin, namun dari kalangan mereka tidak ada yang saling mengakui
keunggulan satu sama lain.
Ketika konflik tengah berlangsung, sebuah gejala alam yang mengerikan
melanda wilayah Bone dan sekitarnya. Gempa bumi terjadi demikian
dahsyatnya, angin puting beliung menerbangkan pohon beserta
akar-akarnya, hujan lebat mengguyur alam semesta dan gemuruh guntur
diiringi lidah kilatan petir yang menyambar datang silih berganti selama
beberapa hari. Gejala alam seperti ini juga diceritakan dalam
pararaton (Kitab Raja-raja) dan prasasti peninggalan kerajaan
Majapahit.